Karakteristik Saponin Senyawa Metabolit Sekunder pada Tumbuhan
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Senyawa kimia dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme sekunder dari tumbuhan itu sendiri. Senyawa metabolit sekunder yaitu senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan tetapi tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau respirasi, transportasi zat terlarut, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrien, diferensiasi, pembentukan karbohidrat, protein dan lipid. Senyawa metabolit sekunder ini dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan stuktur kimianya, salah satunya yakni saponin. Istilah saponin diturunkan dari bahasa Latin “sapo” yang berarti sabun, diambil dari kata Saponaria vaccaria, suatu tumbuhan yang mengandung saponin digunakan sebagai sabun untuk mencuci. Pada tumbuhan, saponin tersebar merata dalam bagian-bagiannya seperti akar, batang, umbi, daun, biji dan buah. Struktur kimia saponin merupakan glikosida yang tersusun atas glikon dan aglikon. Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tingi yang dihasilkan terutama oleh tumbuhan, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan terbentuknya buih pada permukaan air setelah dikocok. Sifat ini mempunyai kesamaan dengan surfaktan. Rasa saponin sangat ekstrim, dari sangat pahit hingga sangat manis dan merupakan senyawa ampifilik. Saponin dapat digunakan sebagai pembasmi hama udang, sebagai deterjen, sebagai pembentuk busa pada sampo, dan dapat menghambat jamur dan melindungi tumbuhan dari serangan serangga. Saponin dapat menjadi antijamur dengan cara menurunkan tegangan permukaan dinding sel dan merusak permeabilitas membran. Saponin berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan kemudian mengikat membran sitoplasma sehingga mengganggu dan mengurangi kestabilan membran sel.